KOTAMOBAGU, IdentitasPrime – Guru yang baik adalah guru yang memukul anak didiknya dengan kata-kata, bukan dengan cemeti. Hal ini sudah terbukti bertahun-tahun, begitu banyak pelajar yang jadi orang besar tanpa merasakan cemeti atau cambuk dari sang guru.
Namun di Dwi Jofan Asi, (10), siswa kelas 6, SDN I Mogolaing Kelurahan Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat malahan diduga dipukul oknum Ibu guru berinisial NS alias Nin hingga membekas memar dibagian pipi dan luka bekas cubitan dibagian lengan.
Menurut penuturan Irawati Amain orang tua Dwi Jofan, Kamis 26 Juli sekitar pukul 11.30 wita anaknya dipukul oleh ibu guru dibagian pipi, dibagiang bahu sebelah kiri dan kanan serta dicubit dibagian tangan hingga terdapat luka lecet dibagian lengan.
“Anak saya terdapat memar bekas tamparan dipipi, dipukul dibahu kiri dan kanan serta terdapat luka bekas cubitan di lengan. “keluh Irawati Armain kepada sejumlah wartawan Jumat (27/7/2018).
Dikatakannya atas kejadian itu, dia sempat kecewa sehingga memposting di facebook hasil perbuatan ibu guru tersebut, namun postingan di fb sudah dihapusnya.
“Saya sempat kecewa terhadap oknum guru tersebut, sebab anak saya pulang dari Sekolah dengan keadaan seperti itu, saya berharap dengan kejadian yang menimpa anak saya ini tidak terjadi pada siswa siswi lainnya,” ujar Irawati Armain.
Oknum guru NS alias Nin yang diduga melakukan kekerasan saat dikonfirmasi awak media di Sekolah mengatakan, memang pada saat itu sedang ada kegiatan belajar mata pelajaran Agama oleh guru agama, namun anak anak ribut dibagian belakang.
Setelah ditanyai guru anak tersebut menjawab dengan nada ‘kong kiapa’ (Emang kenapa.red-) nah bertepatan saya diruangan itu langsung menegur dan melakukan hal itu dengan menampar dua kali dan mencubit dibagian lengan namun kena di bagian pakaian.
“Saya melakukan itu karena saya secara spontan saat mendengar jawaban siswa kepada guru yang saat itu lagi mengajar, dengan kata ‘kong kiapa’ yang mengertinya saya anak itu melawan sama guru yang lagi mengajar apalagi mata pelajaran agama,” beber NS yang juga Wali Kelas siswa tersebut.
Kepala Sekola SDN I Mogolaing, Hikmah Mongilong mengatakan, sangat menyayangkan atas kejadian ini, selaku kepala Sekolah yang bertanggung jawab dalam Sekolah ini sudah berulang ulang kali mengingatkan kepada guru-guru untuk selalu sabar dan berikan yang terbaik dalam menjalankan tugas sebagai guru karena yang dihadapi bukan hanya satu atau dua anak.
“Jangankan di sentuh, dengan kata-kata saja kita harus berusaha jangan sampai melukai perasaan anak didik. Tujuan kita juga untuk mendidik, guru pasti menginginkan yang terbaik untuk anak didik, tapi begitulah manusia yang sangat manusiawi,” jelasnya.
Lanjut Kepala Sekolah, kekhilafan yang sudah terjadi insyaallah ini akan menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuk kami dan akan kami perbaiki dikemudian hari.
“Peristiwa ini pertama kali terjadi dan tidak akan terjadi lagi, karena pemerintah sangat giat meperjuangkan hak-hak anak. Atas kejadian ini kami memohon maaf kepada masyaraka terutama kepada orang tua yang bersangkutan bahwa hal ini diluar dugaan dan sama sekali kami juga tidak inginkan terjadi,” tandas Kepala Sekolah SDN I Mogolaing.(Red)